PENUNTASAN BUTA AKSARA DI DESA SINE KECAMATAN KALIDAWIR KABUPATEN TULUNGAGUNG MENUJU PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT PESISIR

Fajar Hendro Utomo


DOI: https://doi.org/10.29100/j-adimas.v1i1.316

Abstract


Kegiatan pemberantasan buta aksara telah lama dilakukan, dan hingga kini penyandang buta aksara masih terus ada.
Salah satu penyebab utamanya ialah masih terus terjadinya siswa putus sekolah dasar kelas 1, 2, 3 yang kembali buta aksara
disamping memang karena berbagai hal terpaksa tidak sekolah. Masih adanya penduduk buta aksara disinyalir memberikan
kontribusi terhadap kurang suksesnya Wajar 9 tahun, karena apabila orang tua anak buta aksara, ada kecenderungan
anaknya tidak sekolah dan kalaupun sekolah sering terjadi mereka mengulang kelas dan bahkan putus sekolah. Disamping itu,
buta aksara juga memberikan kontribusi terhadap rendahnya HDI (Human Development Index=Indeks Pembangunan
Manusia) kita. Penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) 9 tahun melalui Program Pendidikan
Keaksaraan melalui Pelatihan Strategi Pembelajaran membaca dapat menempuh langkah-langkah berikut: 1. Sosialisasi dan
promosi tentang pentingnya Wajar Dikdas 9 Tahun, 2. Memberdayakan masyarakat untuk berperan dalam penyelenggaraan
Wajar Dikdas 9 Tahun, melalui jalur nonformal, 3. Melakukan konsolidasi dengan pemerintah setempat untuk
memberdayakan lembaga-lembaga pendidikan nonformal dalam mengakomodasi kebutuhan warga masyarakat akan
pendidikan, 4. Memberikan pelayanan pendidikan bagi warga masyarakat yang belum menyelesaikan Wajar Dikdas 9 tahun,
terutama yang berusia antara 10 sampai dengan 44 tahun.

Article Metrics :