UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca Linn. var. kepok) TERHADAP Staphylococcus aureus

Inayah Fitri
Devi Tri Susilowati
Indah Nuzulul Rohmah


DOI: https://doi.org/10.29100/eduproxima.v3i1.1850

Abstract


Kandungan senyawa metabolit sekunder pada bonggol pisang kepok seperti saponin, glikosida dan tanin bersifat sebagai zat antibakteri. Pada penelitian ini bertujuan untuk menghitung kadar saponin dalam bonggol pisang kepok serta melihat pengaruh zat antibakteri ekstrak bonggol pisang kepok terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Merupakan jenis penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil rata-rata kadar saponin total dalam ekstrak bonggol pisang kepok sejumlah 0,8397%. Hasil Ekstrak Bonggol Pisang Kepok yang dilakukan pada pengujian aktivitas antibakteri dikonsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% didapatkan rata-rata diameter zona jernih pada bakteri Staphylococcus aureus sebesar 11,3 mm; 12,2 mm; 14,5 mm; 17,2 mm, dan 19,1 mm. Hasil uji antibakteri dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA, menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap aktivitas bakteri Staphylococcus aureus (sig 0,000 < 0,05) dan dilanjutkan dengan uji Duncan, menunjukkan perbedaan signifikansi pada konsentrasi 100%, 80% dan 60% dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat kadar saponin dalam ekstrak bonggol pisang kepok sebesar 0,8397% serta ekstrak bonggol pisang kepok berpengaruh menghambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan 100% merupakan konsentrasi terbaik.


Keywords


Bonggol pisang kapok; saponin; antibakteri; Staphylococcus aureus

Article Metrics :

References


Fitri, I. dan D.I. Widiyawati. 2017. Efektivitas Antibakteri Ekstrak Herba Meniran (Phylanthus niruni) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella sp. dan Propionibacterium acnes. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol 6 No. 2.

Ningsih Ayu Putri, Nurmiati dan Anthoni Agutien. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kental Tanaman Pisang Kepok Kuning (Musa paradisiaca Linn.) terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Jurnal Biologi.

Nuria, Maulita, Cut . 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Terhadap Staphylococcus aureus, Eschericia coli dan Salmonella typhy ATCC 1408. Universitas Wahid Hasyim. Semarang.

Pardiansyah, R., 2015. Association Between Personal Protective Equipment With the Irritant Contact Dermatitis in Scavengers. Faculty of Medicine, Lampung University.

Prayoga Eko. 2013. Perbandingan Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Dengan Metode Difusi Disk dan Sumuran Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Putri, Z.F. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus multiresisten. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah, Surakarta.

Rijayanti Rika Pratiwi, Sri Luliana dan Heru Fajar Trianto. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Etanol Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) terhadap Staphylococcus aureus Secara In vitro. Naskah publikasi.

Soesanto, L., Ruth, F. R. 2009. Pengimbasan ketahanan Bibit Pisang Ambon Kuning Terhadap Penyakit Layu Fusarium Dengan Beberapa Jamur Antagonis. Jurnal HPT Tropika.

Wijaya, A. R. 2010. Getah Pisang Sebagai Obat Alternatif Tradisional Penyembuh Luka Luar Menjadi Peluang Sebagai Produk Industri.

Zahro Latifatuz dan Rudiana Agustini. 2013. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Saponin Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Jurnal Kimia UNESA.