Upaya Masyarakat Untuk Melestarikan Tradisi Jenguk I di Kecamatan Babussalam Aceh Tenggara

Syahril Syahril Abd.Rahman
Okhaifi Prasetyo


DOI: https://doi.org/10.29100/insp.v20i1.4150

Abstract


Tradisi  yang disebut Jenguk II dilakukan untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas bayi. Kebiasaan ini dilakukan saat bayi berusia satu sampai dua minggu, meskipun orang tua bayi mungkin setuju untuk menunda kebiasaan tersebut sampai anak berusia antara satu dantiga bulan. Ritual jenguk ll yang terdiri dari barang-barang yang digunakan dalam prosesi ritual Jenguk, pakaian adat dari Alas, komponen kuliner seperti nasi, nasi ubi, lauk, dan sayuran. Tradisi I sering diawasi oleh Tukhang ( saudara perempuan wanita). Rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tradisi jenguk I dipraktikkan di Kabupaten Babussalam Tenggara Aceh? 2. Bagaimana upaya masyarakat Kabupaten Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara dalam menjaga peninggalan jenguk I. Metode observasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan dalam investigasi ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun tradisi jenguk i dirayakan pada setiap kelahiran anak, peristiwa terbesar hanya dirayakan pada kelahiran anak pertama dan seringkali terjadi ketika anak tersebut berusia dua atau tiga minggu pada hari lahirnya . Sanak saudara atau keluarga isteri bertanggung jawab untuk membiayai dan melaksanakan segala perbuatan yang berkaitan dengan jenguk I.


Article Metrics :

References


Budi Setyaningrum, N. D. (2018). Budaya Lokal Di Era Global. Ekspresi Seni, 20(2), 102. https://doi.org/10.26887/ekse.v20i2.392

Darwis, R. (2018). Tradisi Ngaruwat Bumi Dalam Kehidupan Masyarakat (Studi Deskriptif Kampung Cihideung Girang Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang). Religious: Jurnal Studi Agama-Agama Dan Lintas Budaya, 2(1), 75. https://doi.org/10.15575/rjsalb.v2i1.2361

Kistanto, N. H. (2017). Tentang Konsep Kebudayaan. Sabda : Jurnal Kajian Kebudayaan, 10(2), 1–11. https://doi.org/10.14710/sabda.v10i2.13248

Lusi sarlisa, N. (2021). Tradisi Turun Tanah Masyarakat Keturunan Rajo di Nagari Koto Rajo Kabupaten Pasaman. Journal of Civic Education, Volume 4 No. 4(4), 380–387.

Materi, P., Ips, P., & Smp, D. I. (2022). Nilai Gotong Royong Budaya Robo-Robo Dalam. 02(01), 19–24.

Nahak, H. M. . (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65–76. https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76

Saenal. (2020). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi. Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial Dan Budaya, 1(1), 52–62. https://doi.org/10.55623/ad.v1i1.25

Sekedang, A. S., Sitorus, M., Tanjung, I., & ... (2022). Sejarah dan Tradisi Budaya Masyarakat Alas di Kabupaten Aceh Tenggara. Jurnal Pendidikan …, 6, 116–121. https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/2834%0Ahttps://jptam.org/index.php/jptam/article/download/2834/2420

Subqi, I. (2020). Nilai-nilai Sosial-Religius dalam Tradisi Meron di Masyarakat Gunung Kendeng Kabupaten Pati Socio-Religious Values of the Meron Tradition in Mount Kendeng Community At Pati Regency. Heritage: Journal of Social Studies |, 1(2), 171–184.

Sumarto, S. (2019). Budaya, Pemahaman dan Penerapannya. Jurnal Literasiologi, 1(2), 16. https://doi.org/10.47783/literasiologi.v1i2.49

Tjahyadi, I., Wafa, H., & Zamroni, M. (2019). Buku ajar kajian budaya lokal.

Chaniago, R. K., & dkk. (2013). Adat Perkawinan dan Sunat Rasul Suku Alas AcehTenggara. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Tenggara.

Darwis, R. (2017). Tradisi Nguwat Bumi dalam Kehidupan Masyarakat. Jurnal Agama dan lintas budaya, vol. 2.No.1 September 2017

Devi, H. S. (2022). Nilai Kearifan Lokal Adat Pernikahan dalam Suku Alas di Kabupaten Aceh Tenggara. Langsa: Universitas Samudra.

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. .Jakarta: Gaung Persada.

Kistanto, N. H. (n.d.). Tentang konsep Kebudayaan. Fakultas Ilmu budaya Universitas Diponegoro.

Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualittatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.